Thursday, July 16, 2009

Kuliner Jogja: Sate Misuh

Kamis (17/7/2009); Tiba-tiba, sekonyong-konyong, siang ini kepingin mencoba makan di Sate Domba Afrika di bilangan Jalan Afandi (d/h Jalan Gejayan) Jogja. Tiba di warung yang pelataran parkirnya berupa tanah berdebu, lalu mencari tempat duduk yang nyaman. Sejurus kemudian pelayan pun datang menyodorkan daftar menu. Kupilih 1 porsi sate daging, 1 jus jeruk, 1 jus jambu merah (untuk Yeni), dan dua nasi putih. Nunggu sekitar 15 menit, hidangan sudah tersedia di meja.



Dilihat dari ‘bentuknya’ enak dimakan, dan memang terbukti enak, jusnya encer, nasi putihnya ditaburi bawang merah goreng. Penuh juga perut yang tadinya kosong dengan masakan lumayan enak tersebut. Tiba waktunya pulang, namun bayar dulu. Dihitung-dihitung, ‘’Habisnya Rp 65.000 om,’’ kata si kasir. Dalam hati aku mengumpat alias misuh, ‘’Bajigur. Larang tenan.’’ Yeni pun terdiam. Dalam perjalanan pulang kami berdua pun terlibat obrolan tentang pengalaman ‘manis’ itu. ’’Cocoke warung kuwi dijenengi ’Sate Misuh’, bar mangan, bayar, njur misuh-misuh...’’ ujarku. ’’Ra arep mrono meneh, mending ke Sate Samirono, Rp 65 ewu isih susuk,’’ timpal Yeni. (iwa)